![]() |
| Foto: doc Gougel |
JAKARTA - Jaringan Aksi Mahasiswa (JAM Indonesia) mengecam keras kasus kematian seorang terapis yang diketahui berinisial RTA dan menuntut penyelidikan yang transparan, cepat, dan tuntas oleh Polres Metro Jakarta Selatan.
Hingga kini polisi masih mendalami penyebab kematian dan proses perekrutan yang menghubungkan korban dengan Delta Spa. Terdapat dugaan serius bahwa korban direkrut melalui platform media sosial dan ada kemungkinan korban masih di bawah umur, sehingga potensi eksploitasi anak dan bahkan perdagangan orang (TPPO) harus diselidiki sepenuhnya.
Dalam aksi nantinya JAM Indonesia melayankan tuntutan:
1. Transparansi penuh dari Polres Metro Jakarta Selatan: publish (a) kronologi penyelidikan, (b) hasil visum dan forensik yang dapat dipublikasikan, (c) daftar saksi yang sudah diperiksa, (d) jadwal pemeriksaan pemilik/manajemen Delta Spa bali pejaten.
2. Libatkan instansi perlindungan anak (KPAI), Komnas Perempuan, dan Kementerian PPPA sebagai pengawas independen.
3. Bila ditemukan bukti keterlibatan pihak lain atau jaringan perekrutan anak, tuntut pertanggungjawaban pidana sampai tuntas - termasuk pemutusan izin usaha bila perlu.
4. Lindungi saksi dan keluarga korban; buka pos pengaduan dan layanan pendampingan psikososial.
JAM Indonesia akan menggelar aksi damai di depan Polres Metro Jakarta Selatan dan kantor Delta Spa bali Pejaten pada jumat 24 Oktober , menuntut jawaban lugas dan tindakan nyata. Kami menyerukan masyarakat untuk bergabung dan menandatangani petisi online menuntut keadilan bagi RTA.


