reaksipublik.com, Jakarta, || Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Kabupaten Konawe menggelar aksi demonstrasi di depan Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri), Jakarta, Kamis (31/7/2025). Aksi ini digelar sebagai bentuk protes terhadap maraknya aktivitas tambang pasir ilegal serta peredaran narkotika di wilayah Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara.
Massa aksi menilai aparat penegak hukum di daerah, khususnya Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Konawe, AKBP Nur Alam, gagal menjalankan tugasnya dalam penegakan hukum. Mereka secara tegas meminta Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri), Jenderal Listyo Sigit Prabowo, untuk segera mengevaluasi hingga mencopot AKBP Nur Alam dari jabatannya.
“Kami menilai Kapolres Konawe gagal dalam memberantas praktik tambang pasir ilegal di Desa Teteona Kecamatan Wonggeduku. Aktivitas ini sudah sangat terang-terangan, namun aparat di bawah komando Kapolres justru seakan tutup mata,” ujar Koordinator Lapangan, Tomi Dermawan, saat ditemui usai aksi.
Tomi menduga adanya pembiaran sistematis dalam praktik pertambangan ilegal tersebut. Ia bahkan menuding Kapolres ikut membackup aktivitas tambang ilegal yang diduga melibatkan sejumlah oknum pengusaha lokal dan aparat keamanan.
“Kapolres seolah bungkam dan membiarkan aktivitas ini berlangsung. Ini menunjukkan ada ketidakberesan dalam tubuh kepolisian di Konawe. Kami menduga ada permainan di dalamnya,” tegas Tomi.
Tak hanya persoalan tambang, massa aksi juga menyoroti darurat narkotika yang terjadi di beberapa wilayah pertambangan seperti Kecamatan Routa dan Morosi. Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional Kabupaten Konawe (BNNK), daerah tersebut telah masuk kategori zona merah peredaran narkotika.
“Sejak dilantik, Kapolres Konawe tidak menunjukkan progres apa pun dalam pemberantasan narkoba. Justru peredarannya makin meluas, terutama di sekitar perusahaan tambang. Ini mencerminkan lemahnya pengawasan dan penindakan,” tambah tomi.
Sementara itu, Koordinator Aksi lainnya, Tomi Dermawan, menyampaikan bahwa aksi ini merupakan bentuk kekecewaan atas buruknya penegakan hukum di Konawe. Ia menegaskan bahwa pihaknya membawa aspirasi masyarakat Konawe yang resah atas pembiaran yang terjadi.
“Kami meminta dengan tegas agar Kapolri mengevaluasi bahkan mencopot Kapolres Konawe. Hukum tidak boleh tumpul ke atas dan tajam ke bawah. Jika tidak ada tindakan tegas, maka citra Polri sebagai penegak hukum akan semakin tercoreng,” ujar Tomi.
Aliansi Mahasiswa Konawe juga mengancam akan melanjutkan aksi serupa di sejumlah instansi penegak hukum lain jika tuntutan mereka tidak digubris. Mereka menegaskan komitmen untuk terus mengawal isu ini sampai ada tindakan nyata dari pihak kepolisian.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak Kepolisian terkait desakan pencopotan Kapolres Konawe tersebut.