![]() |
Foto: Aksi Jaringan Aksi Mahasiswa (JAM) Indonesia di depan kantor DKPP RI pada Kamis 25 September 2025 |
JAKARTA - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Jaringan Aksi Mahasiswa (JAM) Indonesia menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung DKPP RI, Kamis (25/9/2025).
Dalam aksinya, mereka menuntut Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) RI segera mencopot Sekretaris Jenderal KPU RI, Bernad Dermawan Sutrisno, yang diduga menyalahgunakan jabatan dan anggaran.
Koordinator aksi JAM Indonesia, Muria, menegaskan DKPP tidak boleh tinggal diam atas dugaan pelanggaran tersebut. Menurutnya, tindakan Sekjen KPU bukan hanya melanggar etika, tetapi juga merusak integritas demokrasi.
“DKPP harus segera bersikap tegas. Sekjen KPU yang menyalahgunakan jabatan harus dicopot agar publik tidak kehilangan kepercayaan pada penyelenggara pemilu,” tegas Muria saat berorasi.
JAM Indonesia menyoroti dugaan intimidasi terhadap ASN di lingkungan KPU. Sekjen KPU disebut menggunakan ancaman mutasi ke daerah jauh, bahkan hingga Papua, bagi staf yang menolak perintahnya.
“Ini bukan sekadar masalah internal lembaga. Kalau praktik intimidasi dan penyalahgunaan anggaran dibiarkan, demokrasi kita bisa runtuh,” tambah Muria.
Beberapa pegawai KPU dikabarkan memilih mundur karena tekanan tersebut. Ada pejabat struktural yang diturunkan jabatannya dan dialihkan ke posisi tanpa tugas jelas setelah menolak instruksi Sekjen.
JAM Indonesia menegaskan, DKPP memiliki kewenangan etik untuk bertindak. Mereka mendesak agar pencopotan Sekjen KPU dilakukan demi menjaga marwah dan kepercayaan publik.
“Kalau benar ada penyelewengan anggaran lewat proyek dan kegiatan, itu jelas pelanggaran. DKPP harus segera mengambil langkah konkret dengan mencopot Sekjen KPU RI,” ujar Muria.
Di akhir aksinya, mahasiswa menyerukan agar masyarakat terus mengawasi KPU. “Demokrasi hanya akan kokoh kalau semua pihak ikut mengawal. Jangan biarkan lembaga sebesar KPU hancur oleh ulah segelintir pejabat,” pungkas Muria.