Aksi unjuk rasa terbaru digelar oleh dua organisasi aktivis, yakni Konsorsium Aktivis Jakarta Indonesia (KAJI) dan Lintas Aktivis Nusantara (LIVISTARA) yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Aktivis Nusantara. Aksi dilakukan di depan Kantor PT Harita Group di Tower Bank Panin Pusat, Jakarta.
Para demonstran menuntut agar seluruh pimpinan dan karyawan Harita Group di Pulau Obi segera menjalani tes urine massal, guna memastikan tidak seluruhnya terlibat dalam skandal narkoba yang kini menjadi sorotan nasional.
Dari data sebelumnya, sebanyak 15 orang dari total 60 yang diperiksa telah ditetapkan sebagai tersangka dan saat ini tengah menjalani proses penyidikan lebih lanjut oleh aparat berwenang.
Presidium KAJI, Akbar Rasyid, dalam orasinya mengecam keras dugaan pembiaran oleh manajemen perusahaan. Ia menuding adanya keterlibatan pihak internal dalam jaringan peredaran narkoba berskala besar di kawasan industri tambang milik Harita Group.
“Ada keterlibatan pihak manajemen dan petinggi lainnya sehingga pemakaian dan peredaran barang haram begitu masif di lingkungan perusahaan,” tegas Akbar di hadapan massa.
Akbar juga menyebut informasi lapangan yang diperoleh pihaknya mengindikasikan bahwa jaringan narkoba ini telah lama beroperasi secara diam-diam dan sangat terorganisir.
“Peredarannya masif dan terstruktur, ini bentuk kegagalan pengawasan. Kami menuntut tindakan tegas dari aparat penegak hukum dan tanggung jawab penuh dari pimpinan Harita Group,” lanjutnya.
Ketua Umum DPP LIVISTARA, Salfin Tebara, menambahkan bahwa gelombang aksi tidak akan berhenti sampai ada langkah konkret dari pihak perusahaan dan aparat hukum.
“Pemilik Harita Group boleh saja konglomerat, tapi hukum tidak boleh tumpul ke atas. Supremasi hukum harus ditegakkan tanpa pandang bulu,” tegasnya.
Gerakan Mahasiswa Aktivis Nusantara menilai lemahnya kontrol internal dan kemungkinan adanya pembiaran sistemik telah membuka ruang bagi praktik peredaran narkoba di lingkungan industri pertambangan tersebut.
Mereka menyerukan agar tes urine massal dilakukan terhadap seluruh jajaran manajemen, serta audit menyeluruh dilakukan guna mengungkap aktor-aktor yang terlibat.
Sebagai bentuk tekanan lanjutan, mereka mengumumkan rencana aksi besar-besaran berikutnya yang akan digelar langsung di kantor pusat PT Harita Group. Selain itu, mereka memastikan akan melaporkan kasus ini secara resmi ke Bareskrim Polri untuk segera ditindaklanjuti secara hukum.